Kabar baik bagi pria yang merasa penisnya terlalu besar atau terlalu
kecil sehingga sulit menemukan kondom yang pas dengan ukurannya. Seorang
penemu di Jerman telah membuat kondom dengan sistem semprot.
Dengan kondom ini, dijamin tak akan ada lagi yang bingung mencari kondom yang sesuai sebab kondom akan menyesuaikan ukuran dengan sendirinya.
Dengan kondom ini, dijamin tak akan ada lagi yang bingung mencari kondom yang sesuai sebab kondom akan menyesuaikan ukuran dengan sendirinya.
Sekarang Ada Kondom Model Semprot |
"Jika
pergi ke toko obat untuk membeli kondom, yang kebanyakan dijual adalah
yang pas untuk pria dengan panjang penis rata-rata 14,5 cm. Tapi banyak
orang yang memiliki penis lebih kecil atau lebih besar dari ukuran itu,"
kata sang penemu, Jan Vinzenz Krause, direktur Institute for Condom Consultancy seperti dilansir Spiegel Online, Senin (11/6/2012).
Maka Krause berpikir kenapa bukan kondomnya saja yang menyesuaikan ukuran dengan manusia, bukan sebaliknya?
Ia menciptakan kondom yang disebut kondom 'spray-on' dengan sistem pompa yang menyemprotkan lateks cair ke alat kelamin dalam hitungan detik.
Krause telah mengajukan hak paten untuk sistem penyemprotan lateks yang ia ciptakan.
Ia mengaku sudah memiliki prototipe yang sukses dan penemuannya ini dalam percobaan dapat menyesuaikan ukuran dengan ukuran yang paling besar sekalipun.
"Dengan teknologi ini, kami bahkan bisa menyemprotkan kondom pada penis gajah," kata Krause berkelakar.
Untuk menggunakan kondom semprot ini, pria memasukkan penisnya ke dalam tabung dan menekan tombol untuk menyemprotkan lateks cair dari cartridge yang bisa dilepas.
Karet lateks akan mengering dalam hitungan detik. Setelah selesai digunakan, kondom ini bisa dilepas seperti kondom biasa.
Waktu yang dibutuhkan agar lateks dapat mengering adalah sekitar 20 - 25 detik. Tapi Krause sedang mengupayakan agar waktunya bisa dipercepat lagi menjadi 10 detik.
"Dalam survei yang kami lakukan, kami menemukan 2 tanggapan yang berbeda dari para pria. Beberapa pria mengatakan itu ide yang hebat dan akan sangat membantu karena sulit menemukan kondom yang pas. Sedangkan lainnya mengatakan tidak bisa membayangkan cara penggunaannya. Masalahnya adalah karena memakai kondom dianggap mengganggu hubungan seks," kata Krause.
Kondom spray-on ini dijual dengan harga yang lebih mahal daripada kondom konvensional. Alat tabungnya saja dihargai 15 euro sampai 25 euro atau Rp 179.000 sampai Rp 298.000. Lateks cair isi ulang untuk menghasilkan 10 - 20 kondom tergantung ukuran akan dijual dengan harga 7-10 euro atau sekitar Rp 83.500 sampai Rp 119.000.
Jika dihitung-hitung, untuk menghasilkan 1 kondom menghabiskan biaya 1 euro atau sekitar Rp 12.000, jauh lebih mahal dibanding kondom konvensional yang hanya sekitar 50 sen atau Rp 5.000.
Kondom ini tersedia dalam warna merah, hijau, kuning dan transparan, tetapi tidak tersedia dalam berbagai aroma sebab dibutuhkan pelumas yang ditambahi aroma.
Maka Krause berpikir kenapa bukan kondomnya saja yang menyesuaikan ukuran dengan manusia, bukan sebaliknya?
Ia menciptakan kondom yang disebut kondom 'spray-on' dengan sistem pompa yang menyemprotkan lateks cair ke alat kelamin dalam hitungan detik.
Krause telah mengajukan hak paten untuk sistem penyemprotan lateks yang ia ciptakan.
Ia mengaku sudah memiliki prototipe yang sukses dan penemuannya ini dalam percobaan dapat menyesuaikan ukuran dengan ukuran yang paling besar sekalipun.
"Dengan teknologi ini, kami bahkan bisa menyemprotkan kondom pada penis gajah," kata Krause berkelakar.
Untuk menggunakan kondom semprot ini, pria memasukkan penisnya ke dalam tabung dan menekan tombol untuk menyemprotkan lateks cair dari cartridge yang bisa dilepas.
Karet lateks akan mengering dalam hitungan detik. Setelah selesai digunakan, kondom ini bisa dilepas seperti kondom biasa.
Waktu yang dibutuhkan agar lateks dapat mengering adalah sekitar 20 - 25 detik. Tapi Krause sedang mengupayakan agar waktunya bisa dipercepat lagi menjadi 10 detik.
"Dalam survei yang kami lakukan, kami menemukan 2 tanggapan yang berbeda dari para pria. Beberapa pria mengatakan itu ide yang hebat dan akan sangat membantu karena sulit menemukan kondom yang pas. Sedangkan lainnya mengatakan tidak bisa membayangkan cara penggunaannya. Masalahnya adalah karena memakai kondom dianggap mengganggu hubungan seks," kata Krause.
Kondom spray-on ini dijual dengan harga yang lebih mahal daripada kondom konvensional. Alat tabungnya saja dihargai 15 euro sampai 25 euro atau Rp 179.000 sampai Rp 298.000. Lateks cair isi ulang untuk menghasilkan 10 - 20 kondom tergantung ukuran akan dijual dengan harga 7-10 euro atau sekitar Rp 83.500 sampai Rp 119.000.
Jika dihitung-hitung, untuk menghasilkan 1 kondom menghabiskan biaya 1 euro atau sekitar Rp 12.000, jauh lebih mahal dibanding kondom konvensional yang hanya sekitar 50 sen atau Rp 5.000.
Kondom ini tersedia dalam warna merah, hijau, kuning dan transparan, tetapi tidak tersedia dalam berbagai aroma sebab dibutuhkan pelumas yang ditambahi aroma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar