close
divahoki88.com

Jumat, 23 September 2011

Edukasi Seks yang Benar..... Pentingkah...???

MASIH banyak orangtua yang salah persepsi soal edukasi seks yang terfokus hanya pada hubungan pria dan wanita. Padahal, edukasi seks tidaklah sesempit itu artinya.

Seks berasal dari bahasa Inggris yaitu sex yang menurut Wikipedia memiliki dua arti, pertama yaitu jenis kelamin, kelas-kelas dalam dimorfisme seksual (sexual dimorphism) akibat adanya sistem penentuan kelamin pada organisme. Arti kedua adalah kegiatan yang berkaitan dengan manipulasi organ kelamin, khususnya hubungan seksual; namun dapat juga sesuatu yang mengarah pada hal tersebut.

Sementara bagi para remaja saat ditanya hal apa yang ingin ditanyakan seputar masalah seks, 34,34 persen murid mengajukan pertanyaan seputar perilaku atau hubungan seksual, sedangkan 26,79 persen menjawab ”tidak tahu”. ”Hal ini semakin menguatkan bahwa mereka merasa belum cukup umur untuk membahas dan terbuka soal seksualitas,” ucapnya dalam acara ”Kotex I Know Campaign” yang diadakan di SMPN 115 Tebet, Jakarta, beberapa waktu lalu. Selain itu, mereka juga sadar betul bahwa masyarakat Indonesia masih tabu membicarakan hal-hal seksualitas. Dikatakan Ratih, setiap remaja, terutama remaja perempuan, pasti sangat sadar akan perubahan yang terjadi dalam tubuhnya dan perubahan tersebut tidak sebatas pada perubahan fisik, tetapi juga psikologis.  

Kurangnya pemahaman terhadap edukasi seks ini juga diakui oleh ginekolog dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, dr Boy Abidin SpOG. Dia mengatakan, pemahaman remaja tentang seksualitas masih kurang. Sama seperti yang dikatakan Ratih, Boy menuturkan, pada usia remaja terjadi perkembangan pesat, baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual, yang menyebabkan rasa keingintahuan mereka juga tinggi.  

”Berani bereksplorasi, terutama dalam hal seksualitas adalah dampak dari rasa keingintahuan mereka yang tinggi,” ujar dokter lulusan Universitas Padjajaran ini. Padahal ketika remaja yang melakukan hubungan seks itu berusia di bawah 20 tahun, justru mereka rentan dengan sebuah virus yang mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker serviks.

Walaupun tidak berdampak langsung dan bersifat long term, tetapi bakteri silent killer ini memiliki efek yang baru akan terlihat 10 hingga 20 tahun mendatang. ”Jangan pernah coba-coba jika tidak tahu akibatnya,” pesan dokter kelahiran Surabaya ini.
Itu sebabnya, pembekalan mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas sangat penting diberikan kepada remaja sejak dini supaya remaja perempuan memiliki pengetahuan yang benar dan akurat mengenai tubuh dan aspekaspek kehidupannya. ”Dengan pembekalan, diharapkan mereka tidak salah arah dalam membuat keputusan,” ungkap Boy.  ( okezone.com )

Gimana Broooo....???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar